Pada suatu hari, hiduplah seorang Putri bernama Miracle. Putri Miracle sangat baik dan pintar. Ia juga gemar membantu orang lain. Banyak yang senang padanya, bahkan menganggapnya sebagai keluarga. Tapi, hanya ada satu kekurangannya: Dia membenci tumbuhan.
Ya, tepat sekali. Putri Miracle membenci tumbuhan. Apapun tumbuhan itu. Entah itu bunga, pepohonan, tumbuhan menjalar, ataupun semak belukar. Oleh karena itu, Putri Miracle sangat membenci halaman rumahnya (lebih tepat disebut istana, mungkin).
Tapi, disamping semua itu, Sang Putri mempunyai sahabat yang sangat bertolak belakang dengannya: Morris Si Tukang Kebun Istana. Sejak kecil, Morris dan Putri Miracle berteman baik. Tak ada yang tahu bagaimana mereka bisa sedekat itu, apalagi bisa menjadi sahabat. Memang, terkadang mereka bertengkar, tentunya karena masalah tumbuhan itu.
Sebenarnya, Morris sudah berkali-kali menjelaskan kalau tumbuhan itu sangat penting. Morris memberi tahu, kalau buah kesukaan Putri Miracle, yaitu mangga, berasal dari tumbuhan juga. Tapi, Putri Miracle memang keras kepala kalau sudah membicarakan tentang tumbuhan.
Pada suatu hari, saat Putri Miracle sedang termenung di kamarnya sambil menulis catatan, Putri Miracle teringat sesuatu, “Huuh…aku jadi ingat kejadian tadi siang. Ayah dan Perdana Menteri sedang membicarakan masalah tumbuhan di negeri ini. Katanya, pepohonan di negeri ini hampir habis. Berarti, aku tidak bisa makan buah mangga lagi, doong…” kata Putri Miracle sedih. Entah kenapa, Putri Miracle merasa bersalah atas kelakuannya selama ini. Yaa…mengabaikan tumbuhan-tumbuhan, bahkan membencinya. Saking sedihnya, tak terasa Putri Miracle telah tertidur nyenyak….
Saat terbangun, hari telah siang. Tapi, hari itu begitu panas. Tanah-tanah retak karena kekeringan. Tak terlihat berbagai jenis tumbuhan seperti biasanya. Terdapat banyak mayat-mayat di sisi jalan. Sepertinya mereka meninggal karena kekeringan. Putri sendiri menjadi sesak napas. Saat melihat ke ruang utama di istana, Ayahnya, Ibunya, Perdana Menteri, Prajurit, Para Pelayan, Ketua Pelayan, bahkan Dayang-Dayang pun terkapar begitu saja di lantai. Putri termenung sedih melihat keadaan ini.
Saat keluar rumah, satu-satunya yang ia lihat hanyalah sesosok laki-laki di sisi jalan. Waktu Putri melihat dari dekat, ternyata dia adalah Morris! Setelah tau dia itu Morris, Putri Miracle langsung menuju ke sisi jalan itu. “Morris…Morris…!!! Ini aku, Miracle!” teriak Putri Miracle sambil berlari. “Oh, Miracle!!! Bagaimana kamu bisa terbangun? Bukankah saat bencana terjadi, kamu tertidur pulas?” kata Morris. “Bencana apa? Dan kenapa semua ini bisa terjadi?” tanya Putri Miracle. “Sewaktu tadi pagi, saat kamu tertidur, segerombolan orang-orang yang membenci tumbuhan datang ke negeri ini. Mereka bilang, mereka mendapat berita kalau di negeri ini tumbuhan tumbuh subur. Jadi, mereka ingin menghancurkannya. Karena semua tumbuhan dibabat habis, manusia jadi tidak punya oksigen lagi. Makanya, kini semua makhluk di negeri ini mati. Hanya kita berdua yang masih hidup” jelas Morris panjang lebar. Mendengar hal itu, Putri Miracle menangis sedih. Dia menyesal pernah membenci tumbuhan. Sangat menyesal. Setelah mendengar semuanya, Putri Miracle berjanji tidak akan membenci tumbuhan lagi.
Saat menangis, tiba-tiba ada yang menegurnya, “Nak, bangun nak! Hari sudah siang! Semalam, kamu bergurau terus! Ada apa sih??” tegur ibu Putri Miracle, yaitu Ratu Seravina. “Haah…Bukannya tadi Ibu dan yang lainnya terkapar di ruang utama? Kenapa hidup lagi? Dan…bukannya tumbuhan habis semua karena segerombolan orang itu? Kenapa..” “Suut.. Yang barusan kamu ceritakan itu hanyalah mimpi, nak… Tidak akan terjadi kalau tidak ada pembenci tumbuhan…” kata Ratu Seravina memotong pertanyaan Putri Miracle yang panjang lebar. Setelah sadar, Putri Miracle berjanji tidak akan membenci tumbuhan lagi. Tepat seperti janji dalam mimpinya….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar