Selasa, 24 Juni 2008

Guri Gurita Si Pahlawan



(illustration & story written by Sarah Fauziyyah Hana)




Pada suatu hari, di dasar lautan, hiduplah seekor gurita kecil bernama Guri. Guri selalu diejek teman-temannya karena bentuknya yang aneh. Teman-temannya selalu berkata kalau Guri itu jelek, punya banyak kaki, dan lainnya. Tapi Guri berusaha untuk selalu sabar.



“Haha… Kamu jelek sekali, Guri!” kata Bubung si ikan kembung. “Iya, kamu jeleknya minta ampun!” sambung Nono si ikan badut. Guri hanya diam, tak mampu berkata apa-apa. Guri sedih sekali, karena teman-temannya mengejek Guri. Beberapa saat kemudian, datang Vivo si ikan hiu. Vivo juga sama, mengejek Guri. Bahkan, ejekan Vivo sangat kejam melebihi Bubung dan Nono. Karena tak tahan, Guri berenang pulang ke rumahnya sambil menangis.
Saat sampai di rumah, ternyata ibu Guri sudah menyiapkan makan siang khusus untuk Guri. Waktu melihat wajah Guri, ibu Guri bertanya kenapa Guri menangis. “Guri, kamu kenapa nak? Kok menangis?” tanya ibu Guri dengan cemas. “Guri diejek, Bu. Teman-teman Guri bilang, Guri jelek sekali. Guri sedih Bu…” kata Guri sambil terus menangis.
“Guri, apapun kejelekanmu, kamu itu sangat berguna. Kamu bisa membantu teman-temanmu itu dengan tinta yang ada di tubuhmu.” Jelas ibu Guri kepada Guri. “Bu, mereka tidak butuh bantuan Guri. Mereka kan, lebih cantik dan indah. Jadi mereka bisa berbuat banyak.” kata Guri pada Ibu Guri. “Tidak! Itu sama sekali tidak benar! Coba perhatikan Vivo si ikan hiu. Dia itu berkulit mulus dan cemerlang, tapi kerjanya hanya membahayakan manusia dan ikan-ikan. Lalu Ulul si ular laut, yang sisiknya berwarna-warni indah. Tapi kerjanya membahayakan manusia dan hewan-hewan kecil di laut. Sementara kamu?!” jawab ibu Guri marah. Guri hanya terdiam, lalu segera ke meja makan untuk makan siang.


Pada keesokan harinya, Guri sedang bermain bersama para anemon laut di taman. Karena para anemon laut hanya bisa diam di tempat, maka Guri pun hanya bisa duduk dan bermain. Saat sedang seru bermain bersama para anemon, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara teriakan. Itu seperti suara Nono si ikan badut.


“Tolong…tolong! Tolong aku!” teriak Nono. Mendengar itu, Guri langsung pergi menuju tempat itu. Ternyata, Nono sedang ditangkap oleh seorang anak nelayan untuk dijual!
Guri tentu tidak mau kehilangan temannya. Guri langsung mengeluarkan tintanya untuk menyelamatkan Nono dan berhasil!


Anak nelayan itu lalu pergi meninggalkan Guri dan Nono. “Wah… Terimakasih sekali, Guri! Aku tidak menyangka, kalau kau ternyata baik sekali. Aku sekarang mau berteman denganmu. Sekali lagi, terimakasih ya Guri…” kata Nono berterimakasih pada Guri.
“Aku mau memaafkanmu, Nono. Karena, aku akan punya teman selain anemon laut itu. Jadi, aku bisa bermain sambil berlari. Duh…aku senang sekali.” Jawab Guri.
Tanpa mereka sadari, semua teman-teman yang suka mengejek Guri bersembunyi dibalik para anemon laut. Mereka sadar, kalau tidak boleh menilai orang dari tampangnya. Lalu, satu persatu mereka keluar dan meminta maaf pada Guri. Mereka berjanji tidak akan mengulangi kesalahan mereka.




@Tamat@

Tidak ada komentar: